Sabtu, 27 Juni 2009

Konsultasi dengan Apoteker di Apotek

Ada hal menarik yang saya temukan di Republika Online 9 November 2004 yang di asuh oleh DR. Ernawati Sinaga, MS, Apt, dimana ada seorang pasien yang sangat ingin berkonsultasi dengan Apoteker, menurut saya. hal ini harus saya bagi ke kawan-kawan sejawat, bahwa sebenarnya keberadaan profesi kita itu dianggap penting oleh nasyarakat hanya terkadang kita sendiri yang membuat keberadaannya antara ada dan tiada...Viva Apoteker Indonesia

ini adalah pertannya yang saya kutip dari Republika Online...

Yang terhormat pengasuh konsultasi,
Saya sering kali membaca saran ibu ketika menjawab pertanyaan dalam rubrik ini untuk bertanya atau berkonsultasi dengan apoteker di apotek ketika kita menebus resep atau ingin membeli obat di apotek. Menarik sekali anjuran itu karena biasanya, menurut pengalaman dan pengamatan saya, jarang sekali bertemu apoteker di apotek. Apalagi bisa berkonsultasi. Saya tidak tahu, apakah ini karena apotekernya tidak ada di apotek atau memang apoteker tidak mau melayani langsung konsumen. Kalau kita bertanya tentang obat yang kita tebus, paling yang menjawab adalah asisten apoteker. Padahal kita tentu akan sangat senang jika dapat bertanya dan dijawab langsung oleh apotekernya.

Pertanyaan saya, bagaimana caranya agar kita, para pasien ini, dapat bertemu dan berkonsultasi langsung dengan apoteker di apotek? Apakah harus dengan perjanjian atau bagaimana? Kedua, pertanyaan apa saja yang boleh ditanyakan kepada apoteker di apotek? Apa hanya tentang obat saja, ataukah segala sesuatu tentang kesehatan kita? Terimakasih atas jawaban Ibu. Kalau boleh saya usul Bu, barang kali apoteker dapat membuat jam praktik seperti halnya dokter, supaya lebih mudah ditemui. Terima kasih.

Nazaruddin
Semarang

Jawab:
Pak Nazarudin yang baik,
Pertama, saya mengucapkan terima kasih atas surat bapak, yang mudah-mudahan di samping bertanya juga merupakan kritik yang sehat untuk saya dan teman-teman. Saya juga memohon maaf, karena situasi pelayanan kefarmasian di apotek saat ini belum optimal.

Memang seharusnya sepanjang jam buka apotek, apoteker harus ada di tempat. Sebab, apotek sebenarnya bukan tempat jual beli obat, melainkan tempat melakukan pelayanan kefarmasian. Dan yang harus melakukan dan bertanggung jawab atas pelayanan kefarmasian di sebuah apotek adalah apoteker pengelola apotek tersebut, tentu saja dengan bantuan tenaga kesehatan dan nonkesehatan lainnya.

Namun demikian, sebagaimana yang bBapak sampaikan, tidak dapat saya pungkiri bahwa sebagian apoteker memang sering kali belum dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Walau demikian, perbaikan dan peningkatan peran apoteker ini selalu diupayakan dari waktu ke waktu, baik oleh masyarakat apoteker itu sendiri dan juga oleh pemerintah. Kritik dan saran dari masyarakat, sebagaimana surat yang bapak layangkan ini akan menjadi pendorong yang kuat bagi percepatan proses perbaikan tersebut.

Menjawab pertanyaan bapak, bagaimana caranya agar dapat berkonsultasi dengan apoteker di apotek, dapat saya sampaikan bahwa sebagaimana yang tadi saya sampaikan. Yaitu, seharusnya di tiap apotek yang buka ada apoteker yang bertugas. Dan, merupakan hak konsumen yang meminta pelayanan kefarmasian di suatu apotek (menebus obat atau membeli obat dalam rangka pengobatan sendiri) untuk juga dapat berkonsultasi dengan apoteker di apotek tersebut.

Jadi, prosedurnya tidak rumit, Pak. Katakan saja kepada petugas yang melayani bahwa bapak ingin berkonsultasi dengan apoteker. Seharusnya mereka akan melayani bapak dengan baik dan mempersilakan bapak untuk langsung bertemu dengan apoteker yang bertugas. Menurut hemat saya, tidak perlu memakai perjanjian segala, sebab bukankah apoteker harus stand by ketika apotek buka? Namun, tidak ada salahnya jika sebelum bapak datang ke apotek, bapak menelepon petugas apotek lebih dahulu dan membuat janji untuk bertemu apoteker. Ini tentu akan lebih menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Mengenai usul bapak agar apoteker juga membuat jam praktik seperti halnya sejawat para dokter mungkin juga ada baiknya. Walaupun sebenarnya apoteker memang harus ada di apotek sepanjang jam buka apotek. Mudah-mudahan usul bapak ini dapat menggerakkan masyarakat apoteker untuk memikirkannya. Pertanyaan apa saja yang boleh ditanyakan kepada apoteker di apotek? Apoteker adalah salah satu pilar dalam profesi pelayanan kesehatan. Dalam pendidikannya apoteker belajar banyak tentang tubuh manusia, penyakit, dan tentu saja obat-obatan.

Tentang penyakit, ilmu yang dimiliki para apoteker secara formal tentu tidak sebanyak dokter. Namun, apoteker yang baik selalu menambah dan menyegarkan pengetahuannya secara terus menerus. Di masyarakat apoteker, selalu ada program peningkatan pengetahuan seperti ini yang dikenal dengan istilah pendidikan berkelanjutan. Sehingga dapat saja pengetahuan seorang apoteker tentang penyakit menjadi cukup luas. Apalagi pengetahuan tentang penyakit ini sangat diperlukan dan sangat erat hubungannya dengan ilmu obat-obatan yang menjadi tugas utama profesinya.

Sebab itu, bapak boleh bertanya banyak hal pada apoteker, baik tentang obat maupun tentang penyakit dan hal-hal lain yang menyangkut kesehatan pasien. Apoteker itu sendiri nanti yang membatasi diri, apakah suatu pertanyaan dapat dijawabnya secara profesional atau mereka akan menyarankan bapak untuk bertanya kepada ahli kesehatan yang lebih kompeten.

Sebenarnya setiap kali menebus resep di apotek, ada baiknya kita menyempatkan untuk berkonsultasi dengan apoteker yang bertugas. Demikian pula jika kita membeli obat di apotek dalam rangka pengobatan sendiri (swamedikasi). Sekarang sudah tidak zamannya lagi pasien atau konsumen kesehatan menjadi obyek yang pasif dari suatu tindakan kesehatan. Pasien merupakan salah satu anggota dari tim perawatan kesehatan seseorang bukan hanya dokter, apoteker, dan perawat saja. Jadi, pasien tidak bisa pasif, dan menyerahkan segala sesuatunya kepada dokter dan apoteker.

Pasien harus aktif. Jika berkonsultasi tentang penyakit atau gangguan kesehatan yang Anda rasakan, siaplah berdiskusi dengan dokter. Begitu pula jika Anda ke apotek, berdiskusilah dengan apoteker. Anda tidak saja boleh bertanya, melainkan juga harus memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada dokter atau apoteker tentang kondisi kesehatan yang Anda rasakan, agar beliau dapat membantu Anda secara optimal.

Jika Anda menerima obat, baik yang berasal dari resep ataupun obat yang dibeli bebas (tanpa resep), segera baca label dan petunjuk penggunaannya. Jika ada sesuatu yang kurang Anda mengerti segera tanyakan langsung kepada apoteker yang bertugas. Tanyalah segala sesuatu tentang obat tersebut sampai Anda benar-benar faham tentang penggunaannya dan risiko penggunaannya.

Beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan misalnya, 'Bagaimana cara menggunakan obat tersebut yang sebaik-baiknya?' 'Jika obat harus ditelan, dengan apa meminumnya dan kapan waktu yang paling cocok, sebelum makan, setelah makan atau bersamaan dengan waktu makan?' 'Bagaimana jika Anda kelupaan atau terlambat mengkonsumsinya?' 'Bagaimana efek samping yang mungkin muncul selama menggunakan obat tersebut?' 'Apa yang harus Anda lakukan jika sekiranya efek samping tersebut muncul?' 'Apakah obat tersebut mempunyai efek yang tidak baik jika digunakan bersama dengan obat atau suplemen makanan yang sedang Anda konsumsi saat bersamaan?' 'Bagaimana cara menyimpan obat tersebut dengan baik, di kulkas, lemari obat keluarga atau di tempat lain yang khusus?'

Jika harga obat cukup mahal, tanyakan kepada apoteker apakah dapat diganti dengan obat generik. Dan, masih banyak pertanyaan lain yang dapat Anda tanyakan. Jangan lupa, Pak, di samping bertanya sebaiknya Anda juga mencatat hasil diskusi Anda dengan apoteker agar tidak ada hal yang terlupa. Demikian yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan bermanfaat. Salam. DR Ernawati Sinaga, MS, Apt.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Dresses. Powered by Blogger